Keunikan kopi Bali
KOPI BALI
Terkenal sebagai spot favorit liburan baik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara, Bali juga ternyata punya kopi yang gak kalah terkenalnya, yaitu kopi Bali Kintamani. Kopi Bali Kintamani berasal dari daerah Kintamani, yang terletak di utara pulau Bali.
1. Tumbuh di perkebunan kopi termuda
Kopi Bali Kintamani berbeda dengan hampir semua daerah yang menghasilkan kopi di Indonesia. Perkebunan kopi di Bali bukan dipelopori oleh pemerintahan kolonial, tapi dari para pedagang dari Lombok yang membawa bibit kopi ke Bali di awal abad 20.
Walau kopi yang dibawa para pedagang ini adalah robusta, namun saat ini arabika lebih banyak ditanam dibanding robusta. Kopi berjenis arabika punya rasa yang tidak terlalu asam dan harganya lebih tinggi.
2. Ditanam dengan filosofi
Kopi Bali Kintamani ditanam dengan petani yang memegang prinsip Tri Hita Kirana, yaitu filosofi yang berpusat pada usaha untuk menjaga perdamaian dan ketenangan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya.
3. Melalui proses yang berbeda
Kopi Bali diproses dengan cara tradisional Bali, yaitu biji kopi dibuang sebelum bijinya mengering sehingga proses ini disebut sebagai “proses basah”. Biasanya, kopi lain diproses dengan cara semua buah kopi dikeringkan dulu. Hal itulah yang bikin warna biji Kopi Bali Kintamani lebih terang dibanding kopi lain di Indonesia.
Karakteristik Kopi Mengani
Kopi Mengani sendiri sejak tahun 1992 mulai dikenal dan dibudidayakan di Bali dan diekspor ke negara lain seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Setiap tahunnya kopi Mengani memasuki masa panen di bulan Mei hingga September. Dalam sekali panen akan menghasilkan 14 ton biji kopi yang berkualitas baik.
Biji kopi Mengani yang berwarna kuning langsat dan memiliki ukuran 89 mm ini termasuk jenis kopi arabika yang memiliki 2 varietas yaitu Kopyol dan S795. Di Simetri Home Coffee Roasters, kopi Mengani di-roasting pada tahap light roast hingga medium roast. “Perlakuan roasting hanya sampai tahap medium roast supaya menghasilkan rasa atau aftertaste sweet caramel,” Riki mengatakan.
Menjaga Eksistensi Kopi Mengani
Menurut Riki, dalam beberapa tahun belakangan ini produktivitas kopi Mengani mengalami penurunan hasil panen dan kualitas. Kegagalan dalam masa panen ini disebabkan oleh faktor cuaca yang tidak stabil di Bali. Kopi Mengani menggunakan natural process sehingga faktor cuaca sangat menentukan kualitas biji kopinya. Faktor cuaca yang tidak stabil secara tidak langsung juga memengaruhi kinerja para petani kopi Mengani dalam mengurus kebun kopinya.
”Para petani kopi Mengani ada yang beralih pada penanaman buah yang lain yang lebih produktif ketimbang menanam pohon kopi,” Riki mengucapkan.
Tahun lalu sebagai salah bentuk dukungan pemerintah kepada para petani kopi, Pemerintah Daerah Bali menanam 500.000 benih baru tanaman kopi. Untuk ke depannya Riki berharap pemerintah terus memperhatikan para petani kopi dengan memberikan penyuluhan secara berkala serta mendukung penuh para petani kopi dalam menanam pohon kopi Mengani supaya menghasilkan biji kopi yang berkualitas baik. Diharapkan pula pemerintah mau mengenalkan kopi Mengani khas Bali ke kancah internasional.
Sumber : www.barecamedia.com

Komentar
Posting Komentar